KEBAHAGIAAN YANG TERTUNDA

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
 
Musikalisasi Puisi - Kebahagiaan Yang Tertunda - Puisi Cinta | Puisi cinta,  Puisi, Bahagia

Marilah kita selalu meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Ta’ala. Dengan taqwa yang sebenar-benarnya yaitu dengan menjalankan semua perintahNya dan meninggalkan semua laranganNya agar kita menjadi orang yang paling mulia disisiNya.

Seringkali kita berharap buah dari kesabaran, keihklasan, amal baik dan doa-doa kita agar Allah segera memberikan balasan seperti yang kita inginkan. Dan juga tidak jarang kita cemburu kepada orang-orang yang "kebaikannya kurang" menurut kita, namun mereka selalu diberi kebahagiaan oleh Allah. Atas hal tersebut tema kita kali ini adalah "Kebahagiaan yang tertunda".

Allah berfirman:

مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ ۖ وَمَا عِنْدَ اللَّهِ بَاقٍ ۗ وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِينَ صَبَرُوا أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ


Artinya: 
"Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan".(An-Nahl 96)

 أُولَٰئِكَ يُؤْتَوْنَ أَجْرَهُمْ مَرَّتَيْنِ بِمَا صَبَرُوا وَيَدْرَءُونَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ


Artinya: 
"Mereka itu diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka, dan mereka menolak kejahatan dengan kebaikan, dan sebagian dari apa yang telah Kami rezekikan kepada mereka, mereka nafkahkan." (Al-Qashash 54)
 
Kedua ayat diatas menjelaskan bahwa Allah pasti memberi balasan pahala/kebaikan sebagai buah dari kesabaran kita. Hal ini juga bisa kita ambil teladan dari Rasulullah dalam kisahnya:
 
"Suatu hari Umar bin Khatab ra masuk menemui Rasulullah shallallahu alaihi wasallam di dalam rumahnya, sebuah ruangan yang lebih layak disebut bilik kecil di sisi Masjid Nabawi. Di dalam bilik sederhana itu, beliau mendapati Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sedang tidur di atas tikar kasar hingga gurat-gurat tikar itu membekas di badan beliau.

Spontan keadaan ini membuat Umar menitikkan air mata karena merasa iba dengan kondisi Rasulullah.
“Mengapa engkau menangis, ya Umar?” tanya Rasulullah.
“Bagaimana saya tidak menangis, Kisra (Raja Kisra dari Persia) dan Kaisar duduk di atas singgasana bertatakan emas,” sementara tikar ini telah menimbulkan bekas di tubuhmu, ya Rasulullah. Padahal engkau adalah kekasih-Nya,” jawab Umar.

Rasulullah kemudian menghibur Umar, beliau bersabda: “Mereka adalah kaum yang kebahagiaannya telah disegerakan sekarang juga, dan tak lama lagi akan sirna, tidakkah engkau rela mereka memiliki dunia sementara kita memiliki akhirat…?”

Beliau, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melanjutkan lagi, “Kita adalah kaum yang menangguhkan kebahagiaan kita untuk hari akhir. Perumpamaan hubunganku dengan dunia seperti orang bepergian di bawah terik panas. Dia berlindung sejenak di bawah pohon, kemudian pergi meninggalkannya.”

Begitulah..
Tangisan Umar ra adalah tangisan yang lahir dari keimanan yang dilandasi tulusnya cinta kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Apa yang dilihatnya membuat sisi kemanusiaannya terhentak dan mengalirkan perasaan gundah yang manusiawi.
Reaksi yang seolah memberi arti bahwa semestinya orang-orang kafir yang dengan segala daya dan upaya berusaha menghalangi kebenaran, memadamkam cahaya iman, dan menyebarkan keculasan dan keburukan, mereka itulah yang semestinya tak menikmati karunia Allah.

Sebaliknya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang telah membimbing umat manusia dari kegelapan menuju cahaya Islamlah semestinya mendapat kesenangan dunia yang layak, begitu pikir Umar.

Tangisan Umar juga memberi arti lain, bahwa betapa tidak mudah bagi sisi-sisi manusiawi setiap orang bahkan bagi Umar sekalipun, untuk menerima ganjilnya “pemihakan” dunia kepada orang-orang yang jauh dari Allah.

Namun sekejap gundah dan tangisnya berubah menjadi pelajaran bagi orang-orang beriman sesudahnya. Yaitu apabila kita mengukur hidup ini dengan timbangan duniawi, maka terlalu banyak kenyataan hidup yang dapat menyesakkan dada kita.

Lihatlah bagaimana orang-orang yang benar justru diinjak dan dihinakan.
Sebaliknya, para penjahat dan manusia-manusia bejat dipuja dengan segala simbol penghargaan.

Tak perlu heran, karena Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah mengabarkan akan masa-masa sulit itu. Masa di mana orang-orang benar didustakan dan orang-orang dusta dibenarkan.

Tangis Umar juga mengajari kita bahwa dalam menyikapi gemerlapnya dunia, kita tidak boleh hanya menggunakan sisi-sisi manusiawi semata, dibutuhkan mata hati bukan sekedar mata kepala. Dibutuhkan ketajaman iman, dan bukan semata kalkulasi duniawi. Semua itu tercermin dalam jawaban Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kepada Umar.

Beliau memberi gambaran yang membuat sesuatu yang secara lahiriah aneh dan ganjil bisa jadi secara substansial benar-benar adil. Bagaimana sesuatu yang secara kasat mata terlihat pahit, menjadi benih-benih bagi akhir yang manis dan membahagiakan kelak di masa depan (surga).
 
Jawaban Rasulullah juga memberi pesan agar orang beriman jangan sampai mudah silau dan terpukau dengan gemerlapnya dunia yang dimiliki oleh orang-orang yang jauh dari Allah. Karena setiap mukmin punya pengharapan lain yang jauh lebih tinggi, yaitu kebahagiaan abadi di akhirat, kampung halaman yang sedang dituju".
 
I'tibar:
1. Kita harus yakin janji Allah adalah benar, bahwa Allah akan memberi balasan semua amal 
    kita, amal baik maupun amal buruk.
2. Mari kita bangun selalu sikap sabar dan ikhlas serta menundukkan hati dengan terus 
    berhusnuddzan kepada Allah, karena diakhir nanti pasti ada kebaikan yang akan Allah 
    hantarkan untuk kita.
3. Jangan takut kesedihan kita akan selamanya, juga jangan takut berada dalam keringkihan 
    hidup terlalu lama, karena mustahil Allah memberi luka tanpa penawar yang indah. Semua 
    yang kita alami telah Allah perhitungkan dengan baik, bahwa buah dari kebaikan  telah 
    Allah sediakan untuk kita, tetap kuat dan terus percaya dengan janji-janji Allah.
 
Demikian. Semoga Bermanfaat.


و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

 شفاعة



 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aliran Hulul dalam Tasawuf

AWAS "MUNAFIK" !

SPIRIT MEMBERSIHKAN HATI DARI HASAD