AWAS "MUNAFIK" !
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
by شفاعة
Mengawali khutbah ini, marilah senantiasa kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan takwa yang sebenar-benarnya, yaitu dengan menajalankan semua perintahNya dan menjauhi semua laranganNya agar kita menjadi hamba yang mulia disisiNya.
امْتِثَالُ أَوَامِرِ اللهِ وَاجْتِنَابُ نَوَاهِيْهِ سِرًّا وَعَلَانِيَّةً ظَاهِرًا وَبَاطِنًا
Pada
kesempatan yang berbahagia ini, marilah kita bersama-sama merenungkan dan
berusaha menjauhi sifat yang sangat tercela, yaitu sifat munafik. Sifat ini
adalah salah satu yang sangat dilarang dalam Islam. Mengenai sifat ini, Allah
SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 8-10:
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يُعْجِبُكَ قَوْلُهُۥ فِى ٱلْحَيَوٰةِ
ٱلدُّنْيَا وَيُشْهِدُ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا فِى قَلْبِهِۦ وَهُوَ أَلَدُّ ٱلْخِصَامِ
Artinya:
"Dan di antara manusia ada orang-orang yang mengatakan: 'Kami beriman
kepada Allah dan Hari Akhir', padahal mereka sesungguhnya tidak beriman. Mereka
hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu
diri mereka sendiri, dan mereka tidak sadar."
Ayat diatas Allah ta’ala membahas tentang orang-orang Mukmin sejati, kemudian orang-orang kafir sejati, dan akhirnya menyentuh kelompok ketiga yang berbeda dari kedua kelompok sebelumnya.
Kelompok ini, meskipun secara lahiriah tampak seperti orang beriman, namun secara batiniah mereka menyamai orang kafir. Mereka adalah orang-orang munafik, yang termasuk penghuni neraka paling bawah.
Sifat munafik adalah ancaman serius bagi kehidupan umat Islam, baik dalam hubungan kita dengan Allah SWT maupun sesama manusia. Seorang munafik menampakkan keimanan di luar, namun menyembunyikan kekufuran atau ketidakikhlasan di dalam hati. Mereka sering berbohong, mengingkari janji, dan tidak konsisten dalam tindakan.
Orang munafik diibaratkan seperti ular berkepala dua—tampak jinak, namun menyimpan ancaman. Jika kita lengah, bisa jadi kita menjadi korbannya. Bahkan, bahayanya lebih besar daripada orang kafir. Hal ini karena orang kafir jelas menunjukkan permusuhannya secara terbuka, sementara orang munafik justru bersikap seolah-olah satu perjuangan dengan kita, padahal diam-diam mereka menanti kesempatan untuk menghancurkan dari dalam.
Salah
satu ciri utama orang munafik adalah sikap bermuka dua dan suka memanfaatkan
situasi untuk kepentingan pribadinya. Mereka kerap tampil ramah, lembut, dan
tampak humanis. Mereka juga pandai berbicara, menulis, dan menyampaikan gagasan
dengan fasih, namun hati mereka dipenuhi dengan niat yang busuk.
Hal ini terjadi pada masa Hijrahnya Rasulullah SAW. Dalam kitab Rahiqul Makhtum, Safiur Rahman Mubarakfuri menyebutkan tantangan yang dihadapi kaum Muslimin di Madinah adalah kaum munafik yang dipimpin oleh Abdullah bin Ubay. Mereka enggan berperang bersama Rasulullah, merusak persaudaraan, dan menyebar fitnah di Madinah.
Dalam Perang Uhud, setelah kemenangan awal di Perang Badar, sebagian orang munafik merasa takut dan kecewa ketika musuh kembali menyerang. Mereka berpura-pura setia kepada Nabi Muhammad SAW, tetapi hati mereka tidak sepenuhnya beriman. Mereka menyebarkan keraguan di kalangan kaum Muslimin dan berusaha menghindari peperangan.
Begitu pula dalam Perjanjian Hudaibiyah antara Nabi Muhammad SAW dan orang Quraisy, beberapa orang munafik berusaha menghasut umat Islam dan merusak perjanjian tersebut. Mereka menunjukkan kesetiaan di luar, tetapi hatinya penuh kebencian dan pengkhianatan terhadap Islam.
Rasulullah SAW telah mengajarkan kita tentang ciri-ciri orang munafik yang perlu kita waspadai, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits berikut:
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ: إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ،
وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
Artinya:
"Tanda-tanda orang munafik ada tiga: jika berbicara ia berbohong, jika
berjanji ia ingkar, dan jika diberi amanah ia khianat."
Hadits ini bekaitan dengan keimanan seseorang, Imam Al-Kirmani dalam kitab Fathul Bari, menjelaskan:
أَنَّ النِّفَاقَ عَلَامَةُ عَدَمِ الْإِيمَانِ
Artinya,
"Sifat Munafik itu adalah tanda dari tidak adanya iman."
Sifat munafik adalah ancaman serius bagi kita semua. Orang munafik sering mengingkari janji, baik kecil maupun besar, dan tidak menjaga kepercayaan yang diberikan kepada mereka. Mereka beribadah dan beramal hanya untuk dilihat orang, bukan karena Allah semata. Allah SWT memberikan peringatan keras tentang sifat ini dalam Surat An-Nisa' ayat 145, di mana Allah menyebutkan bahwa orang-orang munafik akan mendapatkan tempat paling rendah di neraka. Ini adalah ancaman yang sangat serius. Allah SWT berfirman:
اِنَّ الۡمُنٰفِقِيۡنَ فِى الدَّرۡكِ الۡاَسۡفَلِ
مِنَ النَّارِ ۚ وَلَنۡ تَجِدَ لَهُمۡ نَصِيۡرًا ۙ
Artinya:
"Sungguh, orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling
bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi
mereka."
Ayat ini menunjukkan betapa rendahnya kedudukan orang munafik di neraka. Oleh karena itu, marilah kita senantiasa menjaga hati agar terhindar dari sifat munafik. Salah satu cara menghindarinya adalah dengan selalu ikhlas dalam beribadah, jujur dalam setiap perkataan, dan menepati janji. Kita harus berusaha menjaga konsistensi dalam amal dan perilaku, baik di hadapan Allah maupun sesama manusia.
Kita semua harus berusaha menumbuhkan keimanan yang tulus dalam hati dan menjauhi segala bentuk kemunafikan. Semoga kita termasuk orang-orang yang ikhlas dalam beribadah dan konsisten dalam menjalankan amanah.
I’tibar:
Suatu ketika Umar bin al-Khattab radhiyallahu ‘anhu naik mimbar kemudian berpidato :
إِنَّ
أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَى هَذِهِ الْأُمَّةِ الْمُنَافِقُ الْعَلِيمُ ، قِيلَ : وَكَيْفَ
يَكُونُ الْمُنَافِقُ عَلِيمٌ ؟ قَالَ : عَالِمُ اللِّسَانِ، جَاهِلُ الْقَلْبِ وَالْعَمَلِ
“Sesungguhnya
yang paling aku khawatirkan terhadap umat ini adalah orang pintar yang munafik.
Para sahabat bertanya: Bagaimana bisa seseorang itu menjadi munafik yang
pintar? Umar radhiyallahu ‘anhu menjawab: “Yaitu orang yang pandai berbicara
(bak seorang alim), tapi hati dan perilakunya jahil”. (dalam Ihya Ulumuddin,
hlm. 1/59)
Sifat munafik adalah penyakit hati yang berbahaya dan dapat menjauhkan kita dari Allah SWT. Orang munafik memiliki dua wajah, satu untuk dunia dan satu lagi untuk agama. Untuk itu, kita sebagai umat muslim perlu senantiasa berhati-hati dan berusaha keras untuk menghindari sifat tercela ini. Berikut adalah tips yang dapat kita lakukan:
Shalat 5 waktu, karena shalat adalah tiang agama. Dengan mendirikan shalat dengan khusyuk, kita akan terhindar dari perbuatan buruk dan selalu ingat akan Allah SWT. Rajin membaca Al-Quran. Membaca Al-Quran secara rutin akan menanamkan nilai-nilai kebaikan dalam diri kita. Juga berdzikir, dzikir adalah cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan berdzikir, hati kita akan menjadi tenang dan terhindar dari godaan setan.
Jujur dalam ucapan. Hindari berbohong dalam segala hal, baik itu dalam perkataan maupun perbuatan. Menjaga lisan dari ghibah, ghibah adalah perbuatan menggunjing atau menggosip tentang orang lain. Perbuatan ini sangat dibenci oleh Allah SWT. Berkata yang baik atau diam, jika tidak ada hal baik yang bisa kita ucapkan, lebih baik kita diam.
Niatkan ibadah hanya untuk Allah. Lakukan segala sesuatu hanya karena Allah SWT, bukan karena ingin dipuji atau diakui oleh orang lain. Beramal dengan sembunyi-sembunyi. Amalan yang paling utama adalah amal yang dilakukan dengan sembunyi-sembunyi, tanpa diketahui oleh orang lain.
Bergaul dengan orang-orang yang baik. Pergaulan sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Bergaul dengan orang-orang yang baik akan membuat kita menjadi lebih baik pula. Hindari pergaulan bebas: Jauhi pergaulan bebas yang dapat merusak akhlak dan iman.
Selalu evaluasi diri setiap hari, luangkan waktu untuk merenungkan perbuatan kita. Apakah kita sudah melakukan yang terbaik atau masih banyak kekurangan?
Berdoa
kepada Allah, minta petunjuk dan perlindungan kepada Allah SWT agar kita
selalu berada di jalan yang benar.
Akhir kalam, marilah kita berdoa kepada Allah SWT agar dijauhkan dari sifat munafik. Senantiasa memperbaiki iman, mengikhlaskan niat dalam setiap amalan, dan berusaha jujur dalam setiap perkataan dan tindakan. Jangan biarkan kemunafikan merusak hubungan kita dengan Allah dan sesama umat Islam.
و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته