MENUJU KESEMPURNAAN PUASA
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Wahai saudara-saudaraku seiman, marilah kita selalu meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Swt., dengan menjalankan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dengan rasa iman dan mengharap kebaikan, seperti dalam firmanNya :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS Albaqarah 2: 183)
Hadits Rasulullah :
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, ”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ’Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan berharap pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu ’.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Agar puasa kita benar-benar sempurna, marilah kita menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan puasa(memasukkan benda ke dalam perut dengan sengaja melalui lubang-lubang yang biasa, muntah dengan sengaja, keluar mani dengan sengaja, haidh, nifas, bersetubuh di siang hari, murtad dan hilang akal) maupun hal-hal yang membatalkan pahala puasa(berdusta, ghibah/menyebut kejelekan orang lain dan memaki).
Hadits Rasulullah :
رُبَّ صَاىِٔمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوْعُ وَالْعَطَشُ
Read more https://wanitasalihah.com/keutamaan-puasa/
Read more https://wanitasalihah.com/keutamaan-puasa/
Artinya: “Berapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga saja.” (HR. Ibnu Majah)
Insya allah kita telah berusaha dan mampu menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan puasa, dan mari kita tingkatkan diri dengan menjauhkan dari hal-hal yang membatalkan pahala puasa;
1. Berdusta, merupakan hal yang sering kita lakukan baik secara sadar maupun tidak sadar, hal ini akan menimbulkan rasa saling membenci antara sesame, rasa saling mempercayai antar sesama akan hilang, dan akan tercipta suatu bentuk masyarakat yang tidak berlandaskan asas saling tolong-menolong atau gotong royong dan saling percaya. Apabila berdusta sudah merajalela ke dalam tubuh masyarakat, maka hilanglah rasa senang dan keakraban antara anggota-anggotanya. Mengingat dampaknya yang sangat negatif dan membahayakan masyarakat, maka Islam melarang berbohong dan menganggap perbuatan ini sebagai perbuatan dosa besar.
قُتِلَ الْخَرَّاصُونَ
"Terkutuklah orang yang banyak berdusta" (Adz dzaariyaat:10)
2. Ghibah/menggunjing, adalah menyebut/mengungkap kejelakan orang lain dengan sepengetahuan/tanpa sepengetahuan yang bersangkutan walaupun yang disebutkan adalah benar adanya, karena pasti tidak seorangpun menyukai kejelekannya diungkap.
Seperti dalam musnad Imam Ahmad dalam buku karya Syeikh Zaynuddin bin Abdul Aziz bin Zaynuddin bin ‘Ali al-Ma’bari al-Malibari, diceritakan :
“Ada dua wanita yang sedang berpuasa dimasa Rasulullah, tiba-tiba pada sore hari keduanya merasa payah karea lapar dan haus dan bahkan hampir pingsan, maka keduanya meminta seseorang untuk pergi ke Rasulullah untuk dimintakan izin berbuka(membatalkan puasa), dan Rasulullah mengirim keduanya gelas dan menyuruh memuntahkannya, terkejutlah mereka karena yang dimuntahkan adalah darah dan daging mentah hingga gelas penuh, terheran-heran orang yang melihatnya, lalu Rasulullah bersabda: “keduanya puasa dari apa yang dihalalkan Allah, dan makan apa yang diharamkanNya, sebab yang satu pergi ke yang lain untuk duduk bersama melakukan ghibah, maka itulah bukti apa yang mereka makan dari orang-orang”.
Maka terbuktilah firman Allah :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”. (Al-Hujuraat : 12)
3. Memaki, kita sering melihat begitu mudah seseorang memaki orang lain, ketika jalanan macet, ketika dikantor dengan mencaci atau mamanggil dengan panggilan yang tidak menyenangkan, di sekolah guru menghina muridnya, di rumah orangtua menghina anaknya, di lapangan/televisi penonton mengejek pemain, dan masih banyak lagi makian yang sering kita lihat dan dengar karena boleh jadi yang kita caci lebih baik dari kita dan yang lebih parah, kita lupa meminta maaf kepada mereka.
Allah menghukumi orang tersebut sebagai orang yang dzalim, seperti dalam firmanNya :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ ۚ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”. (Al-Hujuraat : 11)
Untuk itu, wahai saudara-saudaraku yang sedang berpuasa di bulan Ramadhan, inilah bulan kita, di dalamnya Allah memberian keuntungan kepada kita, alangkah untungnya orang-orang yang taat padaNya, mendekat padaNya, dan meninggalkan maksiat dan segala yang diharamkanNya.
Semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung dan melaksanakan puasa dengan rasa iman dan mengharap kebaikan sehingga akhirnya kita menjadi orang yang benar-benar bertaqwa, aamiin.
Demikian semoga bermanfaat bagi kita semua.
شفاعة
Komentar
Posting Komentar