MAKNA PERSAKSIAN TERHADAP ALLAH DALAM KALIMAT SYAHADAT




السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Ta’ala. Dengan taqwa yang sebenar-benarnya yaitu dengan menjalankan semua perintah Allah dan meninggalkan semua laranganNya agar kita menjadi orang yang paling mulia menurutNya. Kalimat “laa ilaaha illallah” adalah dasar agama. Ia adalah rukun pertama dari rukun-rukun islam bersama persaksian bahwa Muhammad adalah utusan Allah.  Hakikat persaksian bahwasanya tidak ada tuhan selain Allah SWT dan bahwasanya Muhammad SAW adalah hamba dan utusan-Nya adalah berupa keyakinan yang pasti terungkap melalui lisan dengan mengucapkan persaksian tersebut seolah-olah benar-benar menyaksikannya. Padahal Allah merupakan Dzat yang tak dapat dijamah oleh fisik dan akal manusia. Bagaimana bisa bersaksi ketika diri sendiri tidak pernah menyaksikan?
Selain persaksian kepada Allah, setiap muslim diwajibkan pula bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Kedua kalimat syahadat merupakan dasar keshahihan dan diterimanya amalan-amalan. Dan suatu amalan sah dan diterima apabila didasari keikhlasan kepada Allah dan mengikuti petunjuk Rasulullah terwujudlah persaksian bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Disini dapat diambil inti bahwa yang dimaksud dengan “Bersaksi” bahwa tiada Tuhan selain Allah, bukanlah persaksian lewat wujud Tuhan tapi percaya bahwa segala sesuatu pusatnya adalah Allah. Oleh karena itu, hakikat kalimat أشهد أن لاإلٰه إلاالله antara lain:
1.      لا خالق إلّا الله (Tiada Pencipta Selain Allah). Allah menciptakan semua yang ada ini tidaklah sia-sia. Semuanya memiliki manfaat di samping memiliki nilai kebenaran. Sebagaimana Firman Allah:
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ وَصَوَّرَكُمْ فَأَحْسَنَ صُوَرَكُمْ وَإِلَيْهِ الْمَصِيرُ -٣-
“Dia Menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar, Dia Membentuk rupamu lalu Memperbagus rupamu, dan kepada-Nya tempat kembali.”
2.      لارزّاق إلّا الله (Tiada Pemeberi Rezeki Selain Allah). Tidak ada pemberi rezeki selain Allah. Dia mencukupi keperluan kehidupan ciptaanNya entah yang kafir, yang mukmin ataupun yang taat, yang memohon kepadaNya ataupun yang sombong, bahkan yang tidak pernah meminta semuanya Dia cukupi menurut kadar yang Dia tentukan.
3.      لا مالك إلّا الله (Tiada Pemilik Selain Allah). Segala alam semesta ini adalah milik Allah. Diakui ataupun tidak Allah tetap memiliki segalanya secara mutlak. Allah adalah pemilik mutlak tidak ada saingan dalam kepemilikan tersebut.
4.      لا مُلْكَ إلّا الله (Tiada Kekuasaan Selain Allah). Kekuasaan yang dipunya Allah tidak dipunyai oleh makhlukNya dan tidak ada satupun makhluk yang terlepas dalam kekuasaan itu. Manusia ataupun makhluk apapun tidak memiliki daya jika Allah tidak menggerakan seluruh anggota badannya, maka tidak akan bergerak.
5.      لا حكم إلّا الله (Tiada Hukum Selain Hukum Allah). Allah berhak menetapkan hukum dan menetapkan peraturan yang harus ditaati oleh bawahan atau hambaNya. Hukum Allah telah ada sejak dunia ini ada hingga hari kiamat.
6.      لا حاكم إلّا الله (Tiada Hakim Selain Allah). Hakim satu-satunya yang akan mengadili dan menghukum manusia hanyalah Allah SWT.
7.      لا وليّ إلّا الله (Tiada Wali Selain Allah). Wali maksudnya adalah pemimpin, pelindung ataupun teman hidup. Karenanya kalimat laa waliy illallaah berarti tiada pemimpin yang harus ditaati kecuali Allah. Tiada pelindung yang dapat melindungi melainkan Allah. Tiada teman hidup yang sebenarnya kecuali Allah.
8.      لا غيات إلّا الله (Tiada Tujuan Selain Allah). Sebagaimana dalam Firman-Nya:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ -٥٦-
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”
9.      لا حّب إلّا الله (Tiada yang Dicintai Selain Allah). Hidup pada dasarnya adalah percintaan. Tidak ada hidup tanpa cinta. Manusia hidup dengan bergairah dan berbahagia karena adanya cinta. Dengan modal cinta itulah manusia akan sibuk dengan urusan mereka. Tanpa cinta mereka akan cepat lemah semangat bahkan mati sebelum mati. Orang yang beriman lebih mencintai Allah daripada yang lain. Mereka benar-benar dapat merasakan manisnya keimanan.
10.  لامعبد بحقّ إلّا الله (Tiada yang Disembah Kecuali Allah).
I’tibar:
Maka, Setelah pengucapan syahadat yang dilaksanakan oleh setiap muslim terdapat konsekuensi logisnya yakni melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi larangan Nya. Hal ini dikarenakan makna persaksian itu sangat dalam meliputi Allah sebagai Pencipta, Penguasa, Pemilik, Pemberi, Yang Wajib Disembah dan Yang Seharusnya Dicintai sehingga sebagai muslim ketika telah benar-benar meyakini hal-hal tersebut maka akan nampak dari perilakunya. Bagaiamana ia mensyukuri bentuk badan yang telah diberikan, tidak marah sebab kekurangan serta tidak tamak lagi sombong sebab kelebihan, ketika semakin cerdas semakin rendah hatinya, serta dalam hatinya tiada tujuan dan kecintaan lain selain untuk Allah.
Oleh karena itu, marilah intropeksi diri masing-masing. Apakah kalimat syahadat yang kita ucapkan setiap hari minimal 10 kali yang menguntai tiap-tiap shalat kita sudah tergambarkan dalam perilaku kita di kehidupan sehari-hari? Atau justru kalimat itu hanya berupa ucapan dan sangat bertolak belakang dengan apa yang kita lakukan biasanya? Semoga kita selalu berada dalam Rahmat-Nya.
Demikian. Semoga Bermanfaat.

و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aliran Hulul dalam Tasawuf

AWAS "MUNAFIK" !

SPIRIT MEMBERSIHKAN HATI DARI HASAD