MEMILIH TEMAN
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
by: شفاعة
Marilah
kita selalu meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Ta’ala. Dengan taqwa yang
sebenar-benarnya yaitu dengan menjalankan semua perintahNya dan meninggalkan
semua laranganNya agar kita menjadi orang yang paling mulia disisiNya.
Menjaga pergaulan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari hari. Pasalnya dengan memilih dan memiliki teman dan komunitas pergaulan yang baik, diharapkan akan membantu kita dalam hal-hal positif khususnya dalam meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Dan dalam kesempatan ini kami mengambil tema "Memilih Teman".
Memilih teman adalah perintah dari Allah
kepada nabi-Nya dalam firman-Nya:
وَلَا
تُطِعْ مَنْ أَغفَلْنَا قَلْبَهُ عَن ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ
فُرُطًا
Artinya, “Janganlah engkau mengikuti orang
yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami serta menuruti hawa
nafsunya dan keadaannya melewati batas.” (QS Al-Kahf: 28)
Juga disabdakan oleh Rasulullah Muhammad
SAW:
اَلْمَرْءُ
عَلَى دِيْنِ خَلِيْلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ (رَوَاهُ أَحْمَد
فِي مُسْنَدِهِ)
Artinya, “Seseorang itu bergantung pada
agama (perilaku dan kebiasaan) sahabatnya, maka hendaklah setiap dari kalian
memperhatikan dengan siapa ia berteman.” (HR Ahmad dalam Musnad-nya)
Dalam sebuah hadits yang lain diriwayatkan
oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda:
مَثَلُ الْجَلِيسِ
الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ،
فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ،
وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ
يُحْرِقَ ثِيَابَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً
Artinya: “Perumpamaan teman yang baik dan
teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi.
Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa
membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau
harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai
pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak
sedap.”
Dari keterangan tersebut, kita dapat
memahami betapa pentingnya pergaulan. Sebab, teman memiliki pengaruh besar
terhadap seberapa kuat atau lemahnya keimanan kita.
Ada lima golongan yang sebaiknya dihindari
dalam pergaulan seorang Muslim. Hal ini dijelaskan oleh Imam Al-Ghazali dalam
kitab Bidayatul Hidayah:
Pertama, orang bodoh. Tidak ada kebaikan
sama sekali dalam berteman dengan orang yang bodoh. Bahkan ada pepatah yang
mengatakan, "Musuh yang cerdas lebih baik daripada teman yang bodoh."
Kenapa demikian? Karena orang bodoh bisa memberikan saran yang salah,
menyesatkan, dan justru membawa kerugian bagi kita, meskipun niatnya baik.
Kedua, orang yang buruk akhlaknya. Jangan
berteman dengan orang yang tidak bisa mengendalikan dirinya, baik ketika marah
maupun saat dikuasai nafsu. Orang seperti ini cenderung bertindak tanpa
berpikir panjang, sehingga bisa menyeret kita ke dalam masalah dan keburukan.
Ketiga, orang fasik. Yaitu, mereka yang
terus-menerus melakukan dosa kecil dan pernah melakukan dosa besar. Kenapa kita
harus menghindari mereka? Karena jika kita terlalu sering melihat perilaku
maksiat, lama-kelamaan hati kita bisa menjadi tumpul. Hal yang awalnya kita
anggap salah, bisa terasa biasa saja, bahkan akhirnya kita ikut melakukannya.
Keempat, orang yang rakus terhadap dunia.
Hindarilah berteman dengan orang yang terlalu mencintai dunia, karena mereka
cenderung menghalalkan segala cara untuk mencapai apa yang mereka inginkan.
Tidak peduli siapa yang menjadi korban, mereka bisa mengkhianati teman sendiri
demi keuntungan pribadi.
Kelima, pembohong. Jangan berteman dengan
pembohong, karena mereka bisa memutarbalikkan keadaan dan fakta. Orang seperti
ini bisa mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Artinya, mereka
pandai mengadu domba, membuat orang yang sebenarnya dekat menjadi saling
bermusuhan, sementara orang yang jauh terasa dekat hanya dalam kebohongan dan
manipulasi mereka.
Jadi para jamaah sekalian, dalam memilih
teman, kita harus benar-benar berhati-hati. Karena teman bukan hanya sekadar
orang yang ada di sekitar kita, tapi juga bisa menentukan arah hidup dan
nilai-nilai yang kita pegang.
Oleh karena itu, mari kita lebih
berhati-hati dalam memilih teman. Sebaiknya, kita berteman dengan orang-orang
yang saleh dan bertakwa, karena merekalah yang akan menjaga agama kita,
mengajak kita dalam kebaikan, serta selalu mendorong untuk bertakwa kepada
Allah. Sebagaimana dijelaskan oleh Sayyid Bakri Al-Makki dalam Kitab Kifayatul
Atqiya wa Minhajul Ashfiya:
وَإِنَّمَا كَانَتْ
مُجَالَسَةُ الصَّالِحِيْنَ مِنَ الْأَدْوِيَةِ أَيْضًا لِأَنَّهَا تُوْرِثُ الْإِقْتِدَاءَ
بِهِمْ فِي أَفْعَالِهِمْ وَأَقْوَالِهِمْ وَأَحْوَالِهِمْ
Artinya: “Bersahabat dan duduk bersama
orang-orang saleh juga merupakan salah satu obat (penyembuh hati). Sebab,
pergaulan dengan mereka akan menumbuhkan sikap meneladani perbuatan, perkataan,
dan keadaan mereka.”
I’tibar:
Sangat banyak keuntungan memiliki sahabat
yang saleh diantaranya:
1.
Sahabat
yang saleh akan selalu membenarkan dan menasehati kita apabila salah. Inilah
sahabat yang sesungguhnya, bukan hanya sahabat saat bersenang-senang saja atau
sahabat yang memuji karena basa-basi saja. Sebuah ungkapan arab berbunyi:
“Sahabat sejati-mu
adalah yang senantiasa jujur (kalau salah diingatkan), bukan yang senantiasa
membenarkanmu”
2. Sahabat
yang saleh juga akan selalu mendoakan shahabatnya karena apabila ia mendoakan
sahabatnya, sedangkan sahabatnya tidak mengetaui, maka malaikat juga
meng-amin-kan doa tersebut sambil mendoakan bagi yang berdoa tadi, artinya
orang yang mendoakan juga mendapatkan apa yang ia doakan kepada saudaranya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لأَخِيهِ بِظَهْرِ
الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لأَخِيهِ
بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ
Artinya: “Sesungguhnya
doa seorang muslim kepada saudaranya di saat saudaranya tidak mengetahuinya
adalah doa yang mustajab (terkabulkan). Di sisi orang yang akan mendoakan
saudaranya ini ada malaikat yang bertugas mengaminkan doanya. Tatkala dia
mendoakan saudaranya dengan kebaikan, malaikat tersebut akan berkata: Aamiin.
Engkau akan mendapatkan semisal dengan saudaramu tadi.” (HR. Muslim,
no. 2733)
3. Sifat seseorang dan kesalehan itu “menular”, dengan berkumpul bersama orang saleh, maka kita juga akan menjadi saleh dengan izin Allah.
Dari semua keutamaan memiliki sahabat yang saleh, ada keutamaan yang juga
merupakan kenikmatan besar, yaitu persahabatan orang yang saleh akan berlanjut
sampai surga dan akan kekal selamanya. Tentu ini kenikmatan yang sangat besar,
karena antara sahabat dekat pasti tidak ingin berpisah dengan sahabat lainnya.
Persahabatan sementara di dunia kemudian dipisahkan dengan kematian begitu
saja, tentu bukan akhir yang indah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ
“Setiap orang akan dikumpulkan bersama
orang yang ia cintai.’” (HR.
Bukhari-Muslim)
Demikian khutbah Jumat yang singkat ini, semoga bermanfaat bagi kita semua, dan menjadikan kita sadar akan
pentingnya memilih teman, supaya agama kita, akhlak kita, dan juga karakter
kita menjadi lebih baik dan kelak bisa mengantarkan kita ke syurga bersama-sama.
Komentar
Posting Komentar