NASIHAT LUQMAN
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
by: شفاعة
Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan kita berbagai macam
kenikmatan sehingga kita dapat memenuhi panggilan-Nya untuk menunaikan shalat
Jumat. Nikmat yang harus digunakan dalam rangka memenuhi syariat yang telah
ditetapkan-Nya.
Shalawat beserta salam, mari kita
haturkan bersama kepada Nabi Muhammad saw, juga kepada para keluarganya,
sahabatnya, dan semoga melimpah kepada kita semua selaku umatnya. Aamiiin ya
Rabbal ‘alamin.
Di hari Jumat yang penuh berkah ini,
marilah kita meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt dengan selalu
menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, dengan
selalu berpegang teguh serta mengikuti sunnah-sunnah nabi-Nya.
Seorang anak akan tumbuh dan berkembang
seiring berjalannya waktu dengan menyesuaikan lingkungannya. Orang tua,
saudara, keluarga, kerabat, tetangga serta teman adalah aktor-aktor yang
berperan membentuk karakter seorang anak.
Penanaman nilai-nilai positif sejak dini
akan memengaruhi tumbuh kembang serta karakter seseorang di masa depan. Nabi
Muhammad saw menjelaskan dalam haditsnya bahwa setiap anak lahir dengan fitrah
yang suci. Namun, lingkungan di mana ia tumbuh yang membentuk karakternya,
apakah tetap sesuai dengan fitrah asal atau justru menyimpang darinya. Nabi
Muhammad saw bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ،
قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ
عَلَى الفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ، أَوْ يُنَصِّرَانِهِ، أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
Artinya: “Dari Abu Hurairah ra,
Rasulullah saw bersabda: setiap yang lahir itu menetapi kefitrahan sedang kedua
orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi”. (HR. Bukhari)
Hadits tadi menjelaskan bahwa fitrah
agama seorang anak sangat dipengaruhi oleh orang tuanya, yang merupakan bagian
dari lingkungan tempat ia tumbuh. Seperti halnya fitrah agama, karakter dan
moral anak juga dibentuk oleh lingkungan tersebut.
Lingkungan inilah yang akan memberi
warna dan membentuk anak, apakah ia akan menjadi pribadi yang baik atau
sebaliknya. Karena itu, penting sekali bagi kita untuk mendidik karakter anak
dengan baik sejak dini, supaya di masa depan ia bisa tumbuh menjadi pribadi
yang baik dan berakhlak mulia.
Nasihat dari Nabi dan teladan para ulama
merupakan cara yang sangat efektif untuk menanamkan nilai moral pada anak.
Syariat Islam adalah petunjuk dari Allah yang mengarahkan kita dari lahir
hingga wafat kelak. Oleh karenanya, para orang tua tepat jika membuka kembali
Al-Quranul Karim untuk mencari pesan-pesan moral yang baik bagi anak.
Jamaah sekalian, dalam Al-Quran surat
Luqman terdapat 3 cara Luqmanul Hakim memberi nasihat kepada anaknya. Cara ini
dapat dijadikan teladan bagi orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Berikut
khatib sampaikan nasihat tersebut.
Pertama, orang tua harus memahami bahwa
nasihat yang baik dan mudah diterima bukanlah nasihat yang diberikan dengan
tekanan, melainkan nasihat yang disampaikan dengan kelembutan. Jika merujuk
kepada cara Luqman memanggil anaknya, kita dapat melihat Luqman memanggilnya
dengan kata “ya bunayya” (wahai anak kecilku), panggilan tersebut merupakan
panggilan hangat seorang ayah kepada anaknya. Allah ta’ala berfirman:
وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِۗ
اِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ
Artinya, “(Ingatlah) ketika Luqman
berkata kepada anaknya, saat dia menasihatinya, “Wahai anakku, janganlah
mempersekutukan Allah! Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) itu benar-benar
kezaliman yang besar.” (Qs. Luqman: 13)
Imam Jalaluddin As-Suyuthi dalam
Tafsirul Jalalain menjelaskan bahwa ungkapan “ya bunayya” yang memiliki makna
wahai anak kecilku merupakan ungkapan kasih sayang orang tua kepada anaknya.
Banyak sekali orang tua yang salah
kaprah ketika memberikan nasihat kepada anaknya, dengan menyampaikan nasihat
secara kasar, membentak, bahkan tidak jarang kita temukan ada yang sampai
melakukan kekerasan fisik supaya anaknya mau mendengarkan nasihat yang
diberikan.
Tentu saja hal tersebut merupakan
kesalahan fatal. Alih-alih anak akan menurut dengan baik, malah ia akan
melaksanakan nasihat karena terpaksa dan takut.
Kedua, nasihat yang baik dan
mudah diterima adalah nasihat yang berdasarkan argumentasi dan alasan yang
jelas, sehingga menjadikan pendengarnya menerima nasihat yang diberikan. Hal
ini juga dicontohkan oleh Luqman ketika menasihati anaknya agar tidak durhaka
kepada orang tua, selalu mendirikan shalat, amar makruf-nahi munkar, tidak
bersikap angkuh, dan selalu rendah hati.
Luqman menyampaikan nasihat-nasihatnya
dengan argumentasi yang jelas, agar mudah diterima oleh anaknya. Contohnya,
nasihat untuk tidak mendurhakai orang tua, Luqman menguatkannya dengan
mengingatkan perjuangan orang tua dalam mendidik anak sejak kecil. Pendekatan
ini lebih mengena di hati anak karena disampaikan dengan logika yang runut,
bahasa yang mudah diterima, dan disertai alasan yang jelas dan konkret.
Ketiga, pada dasarnya, nasihat itu
tujuannya adalah berharap agar orang lain mendapatkan kebaikan. Kita hanya
menunjukkan jalan yang benar, dan tidak perlu memaksakan hasilnya, apakah
nasihat itu diterima atau tidak. Prinsip ini juga berlaku dalam mendidik anak.
Anak adalah amanah dari Allah, dan orang tua diberi tanggung jawab untuk
merawat serta mendidiknya.
Namun, ingatlah bahwa hak untuk membentuk karakter anak sepenuhnya adalah hak prerogatif Allah. Jadi, setelah berusaha semaksimal mungkin, orang tua harus memiliki sikap qana'ah, yaitu merasa cukup dan ridha dengan hasilnya, karena tugas kita hanya berusaha, sementara hasilnya Allah yang menentukan.
Itulah upaya yang bisa dilakukan oleh orang tua dalam membentuk karakter yang baik pada anak. Sebuah bangsa yang baik akan terbentuk dari individu-individu yang berkarakter dan bermoral baik. Semoga kita yang telah diberi amanah sebagai orang tua, termasuk ke dalam golongan orang tua yang berhasil mendidik anak-anak kita menjadi pribadi yang baik dan mulia.
Demikian semoga bermanfaat dan membawa berkah bagi kita semua. Amin
و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Komentar
Posting Komentar