MENJADI ORANG YANG MULIA DENGAN MENCINTAI RASUL MELALUI PERINGATAN MAULID NABI
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Marilah kita selalu meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Ta’ala.
Dengan taqwa yang sebenar-benarnya yaitu dengan menjalankan semua perintah
Allah dan meninggalkan semua laranganNya agar kita menjadi orang yang paling
mulia disisiNya.
Kaum
Muslimin Rahimakumullah,
Hari ini kita telah berada di bulan Rabi’ul Awal.
Bulan maulid Nabi. Bulan kelahiran Nabi. Pada bulan Rabi’ul Awal, dari tahun ke
tahun, sejak pertama kali perayaan maulid ini dilakukan pada awal abad ketujuh
hijriah, umat Islam di berbagai belahan dunia merayakannya dengan penuh
kegembiraan dan suka cita. Namun di tahun ini, bisa jadi perayaan maulid di
berbagai negara tidak semeriah tahun-tahun sebelumnya mengingat musim pandemi
yang belum kunjung usai.
Kaum
Muslimin Rahimakumullah,
Kenapa kita
merayakan maulid?
Karena kelahiran Nabi Muhammad ke muka bumi ini adalah nikmat
dan rahmat teragung yang Allah anugerahkan kepada kita. Perayaan maulid adalah
bentuk syukur kita kepada Allah atas nikmat yang sangat agung ini. Dengan sebab
beliau, kita mengenal Allah, satu-satunya Tuhan yang berhak dan wajib disembah.
Tuhan Pencipta segala sesuatu. Tuhan yang tidak menyerupai segala sesuatu.
Tuhan yang tidak membutuhkan kepada segala sesuatu. Dengan sebab beliau, kita
mengenal Islam, satu-satunya agama yang benar. Satu-satunya agama yang diridhai
Allah. Agama yang dibawa dan diajarkan oleh seluruh nabi dan rasul.
Perayaan
maulid adalah bentuk kecintaan kita kepada insan yang paling mulia dan makhluk
yang paling utama, Baginda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Melalui
perayaan maulid kita diingatkan untuk terus mencintai Baginda Nabi. Melalui
perayaan maulid, kita tanamkan pada diri umat Islam kecintaan kepada Nabi
mereka, Nabi agung Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi yang cintanya
kepada umat melebihi cinta mereka kepadanya.
Salah satu bukti cinta baginda
kepada umatnya adalah sabda beliau:
لِكُلّ نَبِيٍّ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ
فَتَعَجَّلَ كُلُّ نَبِيٍّ دَعْوَتَهُ وَإِنِّي اخْتَبَأْتُ دَعْوَتِيْ شَفَاعَةً
لِأُمَّتِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
Artinya: “Setiap nabi
memiliki kesempatan berdoa yang dikabulkan, maka semua nabi meminta segera
dengan doanya, dan aku simpan doaku sebagai syafaat untuk umatku di hari
kiamat” (HR Muslim).
Pada hari kiamat kelak, dikatakan kepada Baginda:
يَا
مُحَمَّدُ سَلْ تُعْطَ وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ
Artinya: “Wahai Muhammad, mintalah
maka engkau akan diberi, berilah syafaat maka syafaatmu akan diterima”
Baginda
menjawab:
أَيْ رَبِّ أُمَّتِيْ أُمَّتِيْ (رَوَاهُ النَّسَائِيُّ)
Artinya:
“Wahai Tuhanku, umatku umatku” (HR an-Nasa’i)
Kaum
Muslimin Rahimakumullah,
Perayaan maulid di bulan Rabi’ul Awal mengingatkan kita akan
keagungan Baginda, keutamaannya, akhlaknya, perjuangannya, gambaran ketampanan
dan keindahan jasad mulianya. Ketika dilantunkan puji-pujian kepadanya dan
jamaah maulid mulai menyebut-nyebut namanya, biasanya kita akan terbawa suasana
haru. Dalam hati kita berucap, “Andai saja aku mendapat kemuliaan bertemu
dengan Baginda, meskipun dalam mimpi.” Seorang mukmin sejati pasti merindukan
baginda Nabi.
Seorang mukmin sejati pasti-lah sangat ingin bertemu dengan
baginda walaupun sekejap pandangan mata dalam mimpi.
Sahabat Bilal al-Habasyi
radliyallahu ‘anhu pernah memperoleh kemuliaan itu. Bilal pernah memperoleh kemuliaan
bertemu dan melihat langsung baginda. Suatu ketika, ia melihat dalam mimpi
wajah baginda yang memancarkan cahaya. Begitu terbangun, rasa rindu yang
membuncah dan gelora cinta yang menyala-nyala memandunya untuk memacu hewan
tunggangannya melewati gurun-gurun pasir yang tandus. Ia percepat perjalanannya
di malam dan pagi hari, agar dapat segera sampai ke Madinah. Sesampainya di
Madinah, ia lantas berdiri di dekat peraduan baginda, di dekat makamnya. Air
mata pun mengalir deras dari kedua matanya. Ia tumpahkan air mata agar dapat
meringankan kerinduan yang bergejolak di hati. Akan tetapi mana mungkin itu
terjadi. Bilal-lah yang sebelum meninggal, melontarkan perkataan:
“Besok di akhirat aku akan menemui orang-orang
yang aku kasihi, yaitu Muhammad dan para sahabatnya.”
Kaum
Muslimin Rahimakumullah,
Kenapa kita merayakan maulid?. Karena kita ingin bersyukur
kepada Allah atas kelahiran Nabi kita. Nabi Muhammad bahkan yang mengajarkan
kepada kita untuk mensyukuri hari kelahirannya.
Ketika ditanya tentang puasa
sunnah hari Senin, beliau menjawab:
ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيْهِ وَأُنْزِلَ
عَلَيَّ فِيْهِ (رَوَاهُ أَحْمَدُ وَالْبَيْهَقِيُّ فِي الدَّلَائِلِ)
Artinya:
“Itu adalah hari di mana aku dilahirkan dan diturunkan wahyu pertama kepadaku”
(HR Ahmad dan al-Baihaqi dalam Dala’il an-Nubuwwah)
Kaum
Muslimin Rahimakumullah,
Perayaan maulid adalah bentuk pengamalan terhadap hadits:
لَا
يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ
وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ (رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ)
Artinya: “Tidak sempurna iman
salah seorang di antara kalian, hingga aku lebih ia cintai dari orang tuanya,
anaknya dan seluruh manusia” (HR al-Bukhari)
Dalam
peringatan maulid ada pembacaan sirah nabawiyyah (sejarah hidup Nabi).
Disebutkan bahwa Nabi tumbuh dalam keadaan yatim. Maka keyatiman seseorang
jangan sampai menghalanginya untuk berakhlak dengan akhlak-akhlak Nabi dan
beradab dengan adab-adabnya.
Dalam pembacaan terhadap sejarah hidup Nabi, kita
belajar kejujuran dari aktivitas dagangnya. Betapa beliau adalah orang yang
sangat jujur dalam berniaga sehingga keberkahan begitu tampak pada hartanya.
Dalam pembacaan terhadap sejarah hidup beliau, para dai belajar berbagai metode
dakwah dari baginda. Beliau memulai dakwah sendirian, menyeru dan mengajak
kepada Islam hingga agama yang mulia ini menyebar ke seluruh penjuru jazirah
Arab. Estafet dakwah sepeninggal beliau dilanjutkan oleh para sahabatnya.
Hingga Islam menyebar ke berbagai belahan dunia.
Dalam pembacaan terhadap
sejarah hidupnya, terdapat pelajaran bagi umat untuk berakhlak dengan akhlak
yang mulia. Nabi bersabda:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ
(رَوَاهُ الْبَزَّارُ وَالْبَيْهَقِيُّ)
Artinya: “Aku diutus untuk
menyempurnakan akhlak-akhlak yang mulia” (HR al-Bazzar dan al-Baihaqi).
Dalam
rangkaian acara peringatan maulid Nabi, banyak sekali perbuatan baik yang
dianjurkan oleh syariat, seperti pembacaan ayat al-Qur’an, sedekah makanan, doa
bersama dan menjadi ajang silaturahim serta mengokohkan simpul-simpul tali persaudaraan
antar sesama umat Islam. Dan tentu saja menjadi sebuah kegiatan untuk
memperbanyak bacaan shalawat sebagaimana difirmankan oleh Allah subhanahu wa
ta’ala:
Peringatan maulid adalah salah
satu sarana untuk menanamkan dan menebarkan cinta terhadap Rasulullah
shallallau ‘alaihi wa sallam kepada lintas generasi, agar mereka terpaut hati
dengannya. Bahkan peringatan maulid termasuk salah satu amal yang paling utama
karena menuntun kita menuju cinta yang mulia ini. Yaitu cinta kepada insan
pilihan yang telah datang menyelamatkan umat manusia dari kesesatan, kezaliman,
kejahiliahan, kemusyrikan dan kekufuran.
I'tibar:
Kaum
Muslimin Rahimakumullah,
Dalam sebuah riwayat hadis Qudsi dikisahkan...
Ketika itu baginda tengah duduk
berkumpul bersama sahabat sahabatnya. Diantara para sahabat ada Sayidina
Umar, Usman, Ali, Abu Bakar dan lainnya. Lalu kemudian baginda bertanya
kepada para sahabatnya.
"Wahai sahabatku, tahukah kalian, siapakah
hamba Allah yang Mulia disisi Allah ?
" Para sahabat terdiam, lalu
kemudian ada seorang sahabat berkata: "Para malaikat ya Rasulullah, merekalah yang paling mulia"
Rasulullah berkata "ya, para malaikat itu mulia, mereka dekat dengan Allah, dan mereka senantiasa bertasbih dan beribadah kepada Allah, tentulah mereka mulia. Tapi bukan itu yang ku maksud"
Rasulullah berkata "ya, para malaikat itu mulia, mereka dekat dengan Allah, dan mereka senantiasa bertasbih dan beribadah kepada Allah, tentulah mereka mulia. Tapi bukan itu yang ku maksud"
Lalu kemudian para sahabat kembali
terdiam, tiba tiba salah seorang sahabat kembali berkata. "Ya
Rasulullah, tentulah para Nabi, mereka yang mulia itu," Nabi Muhammad
tersenyum. Rasulullah berkata "ya, para Nabi itu Mulia, mereka adalah
utusan Allah di muka bumi, bagaimana mungkin mereka tidak mulia, mereka
mulia, tapi ada lagi yang lainnya.
" Para sahabat kemudian terdiam dan
bertanya, siapakah sebenarnya orang mulia yang dimaksud Rasulullah.
Hingga kemudian salah satu seorang sahabat berkata "ya Rasulullah apakah
kami sahabatmu ya Rasulullah, orang yang mulia itu ? " Kemudian
Rasulullah memandingi wajah sahabat sahabatnya satu persatu sambil Rasul
tersenyum, kemudian rasulullah berkata, "tentulah kalian mulia, kalian
dekat denganku, kalian membantu perjuanganku. Tapi ada lagi yang lain
yang mulia.
Para sahabat terdiam semuanya, mereka tak mampu berkata apalagi, tiba tiba Rasulullah merundukkan wajahnya, dan menangis dihadapan sahabat sahabatnya.
Para sahabatpun bertanya, "mengapa kau
menangis ya Rasulullah ?
" Lalu Rasulullah mengangkat wajahnya dan
terlihat air matanya berlinang membasahi pipi dan janggutnya. Rasul
berkata "wahai saudraku, sahabatku tahukah kalian siapa yang mulia itu ?
Mereka adalah manusia manusia, mereka akan lahir jauh setelah wafatku
nanti. Mereka begitu mencintai Allah, dan tahukah kalian ? Mereka tak
pernah memandangku, mereka tak pernah melihat wajahku, mereka hidup
tidak dekat dengan aku seperti kalian. Tetapi mereka begitu rindu
kepadaku. Dan saksikanlah wahai sahabatku semua, akupun rindu kepada
mereka. Mereka yang mulia itu, merekalah umatku, mereka UMATKU, mereka
akan aku tunggu kelak di Hari kebangkitan, mereka akan aku beri
Syafaat.." Rasulullah pun menangis, dan sekita para sahabat juga ikut
menangis
Sudahkah kita Merindukan Rasulullah hari ini ?
Sudahkah kita Merindukan Rasulullah hari ini ?
Apakah kita termasuk orang yang mulia itu ?
Semoga kita termasuk golongan orang yang mulia itu.... Aamiin
Subhanallah...
Allhumma Shalli Wasallim Ala Sayyidina Muhammad
Demikian semoga bermanfaat dan mohon maaf atas segala kekurangan.
وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ
اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
شفاعة
Kaum Muslimin yang
berbahagia,
Hari ini kita telah berada di bulan Rabi’ul Awal. Bulan maulid Nabi.
Bulan kelahiran Nabi. Pada bulan Rabi’ul Awal, dari tahun ke tahun,
sejak pertama kali perayaan maulid ini dilakukan pada awal abad ketujuh
hijriah, umat Islam di berbagai belahan dunia merayakannya dengan penuh
kegembiraan dan suka cita. Namun di tahun ini, bisa jadi perayaan maulid
di berbagai negara tidak semeriah tahun-tahun sebelumnya mengingat
musim pandemi yang belum kunjung usai.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Kenapa kita merayakan maulid?
Karena kelahiran Nabi Muhammad ke muka bumi ini adalah nikmat dan rahmat
teragung yang Allah anugerahkan kepada kita. Perayaan maulid adalah
bentuk syukur kita kepada Allah atas nikmat yang sangat agung ini.
Dengan sebab beliau, kita mengenal Allah, satu-satunya Tuhan yang berhak
dan wajib disembah. Tuhan Pencipta segala sesuatu. Tuhan yang tidak
menyerupai segala sesuatu. Tuhan yang tidak membutuhkan kepada segala
sesuatu. Dengan sebab beliau, kita mengenal Islam, satu-satunya agama
yang benar. Satu-satunya agama yang diridhai Allah. Agama yang dibawa
dan diajarkan oleh seluruh nabi dan rasul.
Perayaan maulid adalah bentuk kecintaan kita kepada insan yang paling
mulia dan makhluk yang paling utama, Baginda Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam. Melalui perayaan maulid kita diingatkan untuk terus
mencintai Baginda Nabi. Melalui perayaan maulid, kita tanamkan pada diri
umat Islam kecintaan kepada Nabi mereka, Nabi agung Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi yang cintanya kepada umat melebihi
cinta mereka kepadanya.
Salah satu bukti cinta baginda kepada umatnya adalah sabda beliau:
Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/124078/khutbah-jumat--kenapa-kita-dianjurkan-merayakan-maulid-nabi-
Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/124078/khutbah-jumat--kenapa-kita-dianjurkan-merayakan-maulid-nabi-
Kaum Muslimin yang
berbahagia,
Hari ini kita telah berada di bulan Rabi’ul Awal. Bulan maulid Nabi.
Bulan kelahiran Nabi. Pada bulan Rabi’ul Awal, dari tahun ke tahun,
sejak pertama kali perayaan maulid ini dilakukan pada awal abad ketujuh
hijriah, umat Islam di berbagai belahan dunia merayakannya dengan penuh
kegembiraan dan suka cita. Namun di tahun ini, bisa jadi perayaan maulid
di berbagai negara tidak semeriah tahun-tahun sebelumnya mengingat
musim pandemi yang belum kunjung usai.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Kenapa kita merayakan maulid?
Karena kelahiran Nabi Muhammad ke muka bumi ini adalah nikmat dan rahmat
teragung yang Allah anugerahkan kepada kita. Perayaan maulid adalah
bentuk syukur kita kepada Allah atas nikmat yang sangat agung ini.
Dengan sebab beliau, kita mengenal Allah, satu-satunya Tuhan yang berhak
dan wajib disembah. Tuhan Pencipta segala sesuatu. Tuhan yang tidak
menyerupai segala sesuatu. Tuhan yang tidak membutuhkan kepada segala
sesuatu. Dengan sebab beliau, kita mengenal Islam, satu-satunya agama
yang benar. Satu-satunya agama yang diridhai Allah. Agama yang dibawa
dan diajarkan oleh seluruh nabi dan rasul.
Perayaan maulid adalah bentuk kecintaan kita kepada insan yang paling
mulia dan makhluk yang paling utama, Baginda Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam. Melalui perayaan maulid kita diingatkan untuk terus
mencintai Baginda Nabi. Melalui perayaan maulid, kita tanamkan pada diri
umat Islam kecintaan kepada Nabi mereka, Nabi agung Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi yang cintanya kepada umat melebihi
cinta mereka kepadanya.
Salah satu bukti cinta baginda kepada umatnya adalah sabda beliau:
لِكُلّ نَبِيٍّ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ فَتَعَجَّلَ كُلُّ نَبِيٍّ
دَعْوَتَهُ وَإِنِّي اخْتَبَأْتُ دَعْوَتِيْ شَفَاعَةً لِأُمَّتِيْ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
Maknanya: “Setiap nabi memiliki kesempatan berdoa yang dikabulkan, maka
semua nabi meminta segera dengan doanya, dan aku simpan doaku sebagai
syafaat untuk umatku di hari kiamat” (HR Muslim).
Pada hari kiamat kelak, dikatakan kepada Baginda:
يَا مُحَمَّدُ سَلْ تُعْطَ وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ
Maknanya: “Wahai Muhammad, mintalah maka engkau akan diberi, berilah
syafaat maka syafaatmu akan diterima”
Baginda menjawab:
أَيْ رَبِّ أُمَّتِيْ أُمَّتِيْ (رَوَاهُ النَّسَائِيُّ)
Maknanya: “Wahai Tuhanku, umatku umatku” (HR an-Nasa’i)
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Perayaan maulid di bulan Rabi’ul Awal mengingatkan kita akan keagungan
Baginda, keutamaannya, akhlaknya, perjuangannya, gambaran ketampanan dan
keindahan jasad mulianya. Ketika dilantunkan puji-pujian kepadanya dan
jamaah maulid mulai menyebut-nyebut namanya, biasanya kita akan terbawa
suasana haru. Dalam hati kita berucap, “Andai saja aku mendapat
kemuliaan bertemu dengan Baginda, meskipun dalam mimpi.”
Seorang mukmin sejati pasti merindukan baginda Nabi. Seorang mukmin
sejati pasti-lah sangat ingin bertemu dengan baginda walaupun sekejap
pandangan mata dalam mimpi.
Sahabat Bilal al-Habasyi radliyallahu ‘anhu pernah memperoleh kemuliaan
itu. Bilal pernah memperoleh kemuliaan bertemu dan melihat langsung
baginda. Suatu ketika, ia melihat dalam mimpi wajah baginda yang
memancarkan cahaya. Begitu terbangun, rasa rindu yang membuncah dan
gelora cinta yang menyala-nyala memandunya untuk memacu hewan
tunggangannya melewati gurun-gurun pasir yang tandus. Ia percepat
perjalanannya di malam dan pagi hari, agar dapat segera sampai ke
Madinah. Sesampainya di Madinah, ia lantas berdiri di dekat peraduan
baginda, di dekat makamnya. Air mata pun mengalir deras dari kedua
matanya. Ia tumpahkan air mata agar dapat meringankan kerinduan yang
bergejolak di hati. Akan tetapi mana mungkin itu terjadi. Bilal-lah yang
sebelum meninggal, melontarkan perkataan:
يَا مُحَمَّدُ سَلْ تُعْطَ وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ
“Besok di akhirat aku akan menemui orang-orang yang aku kasihi, yaitu
Muhammad dan para sahabatnya.”
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Kenapa kita merayakan maulid?. Karena kita ingin bersyukur kepada Allah
atas kelahiran Nabi kita.
Nabi Muhammad bahkan yang mengajarkan kepada kita untuk mensyukuri hari
kelahirannya. Ketika ditanya tentang puasa sunnah hari Senin, beliau
menjawab:
ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيْهِ وَأُنْزِلَ عَلَيَّ فِيْهِ (رَوَاهُ أَحْمَدُ
وَالْبَيْهَقِيُّ فِي الدَّلَائِلِ)
Maknanya: “Itu adalah hari di mana aku dilahirkan dan diturunkan wahyu
pertama kepadaku” (HR Ahmad dan al-Baihaqi dalam Dala’il an-Nubuwwah)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Perayaan maulid adalah bentuk pengamalan terhadap hadits:
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ
وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ (رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ)
Maknanya: “Tidak sempurna iman salah seorang di antara kalian, hingga
aku lebih ia cintai dari orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia” (HR
al-Bukhari)
Peringatan maulid adalah salah satu sarana untuk menanamkan dan
menebarkan cinta terhadap Rasulullah shallallau ‘alaihi wa sallam kepada
lintas generasi, agar mereka terpaut hati dengannya. Bahkan peringatan
maulid termasuk salah satu amal yang paling utama karena menuntun kita
menuju cinta yang mulia ini. Yaitu cinta kepada insan pilihan yang telah
datang menyelamatkan umat manusia dari kesesatan, kezaliman,
kejahiliahan, kemusyrikan dan kekufuran.
Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/124078/khutbah-jumat--kenapa-kita-dianjurkan-merayakan-maulid-nabi-
Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/124078/khutbah-jumat--kenapa-kita-dianjurkan-merayakan-maulid-nabi-
Kaum Muslimin yang
berbahagia,
Hari ini kita telah berada di bulan Rabi’ul Awal. Bulan maulid Nabi.
Bulan kelahiran Nabi. Pada bulan Rabi’ul Awal, dari tahun ke tahun,
sejak pertama kali perayaan maulid ini dilakukan pada awal abad ketujuh
hijriah, umat Islam di berbagai belahan dunia merayakannya dengan penuh
kegembiraan dan suka cita. Namun di tahun ini, bisa jadi perayaan maulid
di berbagai negara tidak semeriah tahun-tahun sebelumnya mengingat
musim pandemi yang belum kunjung usai.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Kenapa kita merayakan maulid?
Karena kelahiran Nabi Muhammad ke muka bumi ini adalah nikmat dan rahmat
teragung yang Allah anugerahkan kepada kita. Perayaan maulid adalah
bentuk syukur kita kepada Allah atas nikmat yang sangat agung ini.
Dengan sebab beliau, kita mengenal Allah, satu-satunya Tuhan yang berhak
dan wajib disembah. Tuhan Pencipta segala sesuatu. Tuhan yang tidak
menyerupai segala sesuatu. Tuhan yang tidak membutuhkan kepada segala
sesuatu. Dengan sebab beliau, kita mengenal Islam, satu-satunya agama
yang benar. Satu-satunya agama yang diridhai Allah. Agama yang dibawa
dan diajarkan oleh seluruh nabi dan rasul.
Perayaan maulid adalah bentuk kecintaan kita kepada insan yang paling
mulia dan makhluk yang paling utama, Baginda Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam. Melalui perayaan maulid kita diingatkan untuk terus
mencintai Baginda Nabi. Melalui perayaan maulid, kita tanamkan pada diri
umat Islam kecintaan kepada Nabi mereka, Nabi agung Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi yang cintanya kepada umat melebihi
cinta mereka kepadanya.
Salah satu bukti cinta baginda kepada umatnya adalah sabda beliau:
لِكُلّ نَبِيٍّ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ فَتَعَجَّلَ كُلُّ نَبِيٍّ
دَعْوَتَهُ وَإِنِّي اخْتَبَأْتُ دَعْوَتِيْ شَفَاعَةً لِأُمَّتِيْ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
Maknanya: “Setiap nabi memiliki kesempatan berdoa yang dikabulkan, maka
semua nabi meminta segera dengan doanya, dan aku simpan doaku sebagai
syafaat untuk umatku di hari kiamat” (HR Muslim).
Pada hari kiamat kelak, dikatakan kepada Baginda:
يَا مُحَمَّدُ سَلْ تُعْطَ وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ
Maknanya: “Wahai Muhammad, mintalah maka engkau akan diberi, berilah
syafaat maka syafaatmu akan diterima”
Baginda menjawab:
أَيْ رَبِّ أُمَّتِيْ أُمَّتِيْ (رَوَاهُ النَّسَائِيُّ)
Maknanya: “Wahai Tuhanku, umatku umatku” (HR an-Nasa’i)
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Perayaan maulid di bulan Rabi’ul Awal mengingatkan kita akan keagungan
Baginda, keutamaannya, akhlaknya, perjuangannya, gambaran ketampanan dan
keindahan jasad mulianya. Ketika dilantunkan puji-pujian kepadanya dan
jamaah maulid mulai menyebut-nyebut namanya, biasanya kita akan terbawa
suasana haru. Dalam hati kita berucap, “Andai saja aku mendapat
kemuliaan bertemu dengan Baginda, meskipun dalam mimpi.”
Seorang mukmin sejati pasti merindukan baginda Nabi. Seorang mukmin
sejati pasti-lah sangat ingin bertemu dengan baginda walaupun sekejap
pandangan mata dalam mimpi.
Sahabat Bilal al-Habasyi radliyallahu ‘anhu pernah memperoleh kemuliaan
itu. Bilal pernah memperoleh kemuliaan bertemu dan melihat langsung
baginda. Suatu ketika, ia melihat dalam mimpi wajah baginda yang
memancarkan cahaya. Begitu terbangun, rasa rindu yang membuncah dan
gelora cinta yang menyala-nyala memandunya untuk memacu hewan
tunggangannya melewati gurun-gurun pasir yang tandus. Ia percepat
perjalanannya di malam dan pagi hari, agar dapat segera sampai ke
Madinah. Sesampainya di Madinah, ia lantas berdiri di dekat peraduan
baginda, di dekat makamnya. Air mata pun mengalir deras dari kedua
matanya. Ia tumpahkan air mata agar dapat meringankan kerinduan yang
bergejolak di hati. Akan tetapi mana mungkin itu terjadi. Bilal-lah yang
sebelum meninggal, melontarkan perkataan:
يَا مُحَمَّدُ سَلْ تُعْطَ وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ
“Besok di akhirat aku akan menemui orang-orang yang aku kasihi, yaitu
Muhammad dan para sahabatnya.”
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Kenapa kita merayakan maulid?. Karena kita ingin bersyukur kepada Allah
atas kelahiran Nabi kita.
Nabi Muhammad bahkan yang mengajarkan kepada kita untuk mensyukuri hari
kelahirannya. Ketika ditanya tentang puasa sunnah hari Senin, beliau
menjawab:
ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيْهِ وَأُنْزِلَ عَلَيَّ فِيْهِ (رَوَاهُ أَحْمَدُ
وَالْبَيْهَقِيُّ فِي الدَّلَائِلِ)
Maknanya: “Itu adalah hari di mana aku dilahirkan dan diturunkan wahyu
pertama kepadaku” (HR Ahmad dan al-Baihaqi dalam Dala’il an-Nubuwwah)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Perayaan maulid adalah bentuk pengamalan terhadap hadits:
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ
وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ (رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ)
Maknanya: “Tidak sempurna iman salah seorang di antara kalian, hingga
aku lebih ia cintai dari orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia” (HR
al-Bukhari)
Peringatan maulid adalah salah satu sarana untuk menanamkan dan
menebarkan cinta terhadap Rasulullah shallallau ‘alaihi wa sallam kepada
lintas generasi, agar mereka terpaut hati dengannya. Bahkan peringatan
maulid termasuk salah satu amal yang paling utama karena menuntun kita
menuju cinta yang mulia ini. Yaitu cinta kepada insan pilihan yang telah
datang menyelamatkan umat manusia dari kesesatan, kezaliman,
kejahiliahan, kemusyrikan dan kekufuran.
Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/124078/khutbah-jumat--kenapa-kita-dianjurkan-merayakan-maulid-nabi-
Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/124078/khutbah-jumat--kenapa-kita-dianjurkan-merayakan-maulid-nabi-
Komentar
Posting Komentar