ISTANA BUAT SANG PEMAAF
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Ta’ala.
Dengan taqwa yang sebenar-benarnya yaitu dengan menjalankan semua perintah
Allah dan meninggalkan semua laranganNya agar kita menjadi orang yang paling
mulia disisiNya.
Dalam ayat Alqur'an Surat Ali Imron 133-134 juga disebutkan hadiah bagi orang-orang yang pemaaf:
وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ ﴿١٣٣﴾ الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّـهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ ﴿١٣٤
Artinya:
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”
وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ ﴿١٣٣﴾ الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّـهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ ﴿١٣٤
Artinya:
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”
Dalam kesempatan ini penulis fokus pada memaafkan kesalahan orang lain dan mengambil tema "Istana Buat Sang Pemaaf"..
Dalam suatu hadits diceritakan:
Pada suatu hari, Rasulullah sedang berkumpul dengan para sahabatnya. Di tengah perbincangan dengan para sahabat, tiba-tiba Rasulullah tertawa ringan sampai terlihat gigi depannya.
Sahabat Umar yang berada disitu bertanya: "Apa yang membuat engkau tertawa wahai Rasulullah?"
Rasulullah menjawab: "Aku di beritahu malaikat, bahwa pada hari kiamat nanti, ada dua orang yang duduk bersimpuh sambil menundukkan kepala di hadapan Allah SWT".
Salah seorang mengadu kepada Allah sambil berkata: "Ya Rabb, ambilkan kebaikan dari orang ini untukku karena dulu ia pernah berbuat dzalim kepadaku".
Allah SWT berfirman: "Bagaimana mungkin Aku mengambil kebaikan saudaramu ini, karena sudah tidak ada kebaikan di dalam dirinya sedikitpun"
Orang itu berkata: "Ya Rabb, kalau begitu, biarlah dosa-dosaku dipikul olehnya".
Sampai disini, mata Rasulullah berkaca-kaca. Rasulullah tidak mampu menahan tetesan airmatanya. Beliau menangis lalu berkata: "Hari itu adalah hari yang begitu mencekam, dimana setiap manusia ingin agar ada orang lain yang memikul dosa-dosanya".
Rasulullah melanjutkan kisahya:
Lalu Allah berkata kepada orang yang mangadu tadi: "Sekarang angkat kepalamu".
Orang itu mengangkat kepalanya, lalu dia berkata: "Ya Rabb, aku melihat di depanku ada istana-istana yang tebuat dari emas, dengan puri dan singgasananya yang terbuat dari emas dan perak bertahtakan intan berlian. Istana-istana itu untuk Nabi yang mana, ya Rabb?
Untuk Syuhada yang mana, ya Rabb?
Allah SWT berfirman: "Istana itu diberikan kepada orang yang mampu membayar harganya".
Orang itu berkata: "Siapakah yang mampu membayar hargana, ya Rabb?"
Allah berfirman: "Engkau pun mampu membayar harganya".
Orang itu terheran-heran sambil berkata: "Dengan cara apa aku membayarnya, ya Rabb?"
Alah berfirman: "Caranya engkau maafkan saudaramu yang duduk disebelahmu, yang kau adukan kedzalimannya kepadaKu".
Orang itu berkata: "Ya Rabb, kini aku memaafkannya".
Allah berfirman: "Kalau begitu, gandeng tangan saudaramu itu dan ajak dia masuk surga bersamamu".
Setelah menceritakan kisah itu, Rasulullah berkata:
"Bertakwalah kalian kepada Allah dan hendaknya kalian saling berdamai dan memaafkan. Sesungguhnya Allah mendamaikan persoalan yang terjadi diantara kaum muslimin".
(Kisah diatas terdapat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Hakim).
I'tibar:
Memaafkan merupakan bagian dari akhlak mulia yang diajarkan
Rasulullah SAW kepada umatnya. Abdullah al-Jadali berkata, ''Aku
bertanya kepada Aisyah RA tentang akhlak Rasulullah SAW, lalu ia
menjawab, 'Beliau bukanlah orang yang keji (dalam perkataan ataupun
perbuatan), suka kekejian, suka berteriak di pasar-pasar atau membalas
kejahatan dengan kejahatan, melainkan orang yang suka memaafkan.'' (HR
Tirmidzi; hadis sahih).
Umat Islam diperintahkan untuk memaafkan kesalahan orang lain
kepadanya. Rasulullah SAW bersabda, ''Orang yang hebat bukanlah orang
yang menang dalam pergulatan. Sesungguhnya orang yang hebat adalah orang
yang (mampu) mengendalikan nafsunya ketika marah. Memaafkan dan
mengampuni juga merupakan perbuatan yang diperintahkan Sang Khalik
kepada umatnya.
Dalam surah al-A'raaf ayat 199, Allah SWT berfirman,
Dalam surah al-A'raaf ayat 199, Allah SWT berfirman,
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
Artinya:
''Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang
makruf serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.''
Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk memaafkan orang-orang musyrik atas tindakan mereka yang menyakiti dan mendustakan beliau. Sebab, Allah SWT sangat menyukai hamba-Nya yang berbuat kebajikan dan memaafkan.
Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk memaafkan orang-orang musyrik atas tindakan mereka yang menyakiti dan mendustakan beliau. Sebab, Allah SWT sangat menyukai hamba-Nya yang berbuat kebajikan dan memaafkan.
وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَٰلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
Artinya:
''Tetapi orang yang bersabar dan
memaafkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal
yang diutamakan.'' (QS: asy-Syuura; 43).
Demikian
semoga bermanfaat bagi kita semua.
وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ
اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
شفاعة
Komentar
Posting Komentar