AHLI SYURGA ???
السلام
عليكم ورحمة الله وبركاته
Wahai saudara-saudaraku marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Ta’ala. Dengan taqwa yang sebenar-benarnya yaitu dengan menjalankan semua perintah Allah dan meninggalkan semua laranganNya.
Tentu kita semua sebagai seorang muslim menginginkan masuk syurga di akhirat kelak, bagaimanakah caranya?, dalam salah satu hadits dikisahkan sebagai beikut:
وَقَالَ أَنَسٌ { رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ كُنَّا جُلُوسًا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : يَطْلُعُ الْآنَ مِنْ هَذَا الْفَجِّ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ ، فَطَلَعَ رَجُلٌ
مِنْ الْأَنْصَارِ تَنْطِفُ لِحْيَتُهُ مِنْ وُضُوئِهِ وَقَدْ عَلَّقَ نَعْلَيْهِ بِيَدِهِ الشِّمَالِ فَسَلَّمَ ، فَلَمَّا كَانَ مِنْ الْغَدِ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَ ذَلِكَ فَطَلَعَ ذَلِكَ الرَّجُلُ بِعَيْنِهِ مِثْلَ الْمَرَّةِ الْأُولَى ، فَلَمَّا كَانَ يَوْمُ الثَّالِثِ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَ مَقَالَتِهِ أَيْضًا فَطَلَعَ ذَلِكَ الرَّجُلُ عَلَى مِثْلِ حَالِهِ الْأَوَّلِ ، فَلَمَّا قَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَبِعَهُ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا ، فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ : إنِّي لَاحَيْتُ أَبِي خَاصَمْتُ أَبِي فَأَقْسَمْتُ أَنْ لَا أَدْخُلَ عَلَيْهِ ثَلَاثًا ، فَإِنْ أَرَدْت أَنْ تُؤْوِيَنِي إلَيْك حَتَّى تَمْضِيَ الثَّلَاثُ فَعَلْت ؟ فَقَالَ : نَعَمْ .
قَالَ أَنَسٌ : وَكَانَ عَبْدُ اللَّهِ يُحَدِّثُ أَنَّهُ بَاتَ مَعَهُ تِلْكَ اللَّيَالِيَ الثَّلَاثَ فَلَمْ يَرَهُ يَقُومُ مِنْ اللَّيْلِ شَيْئًا غَيْرَ أَنَّهُ إذَا تَعَارَّ } بِالتَّشْدِيدِ أَيْ اسْتَيْقَظَ وَتَقَلَّبَ عَلَى فِرَاشِهِ { ذَكَرَ اللَّهَ تَعَالَى وَكَبَّرَهُ وَلَا يَقُومُ حَتَّى تَقُومَ الصَّلَاةُ ، قَالَ : غَيْرَ أَنِّي لَمْ أَسْمَعْهُ يَقُولُ إلَّا خَيْرًا ، فَلَمَّا مَرَّتْ الثَّلَاثُ وَكِدْتُ أَحْتَقِرُ عَمَلَهُ فَقُلْتُ يَا عَبْدَ اللَّهِ إنَّهُ لَمْ يَكُنْ بَيْنِي وَبَيْنَ وَالِدِي غَضَبٌ وَلَا هِجْرَةٌ وَلَكِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : لَك أَيْ عَنْك ثَلَاثَ مَرَّاتٍ يَطْلُعُ عَلَيْكُمْ الْآنَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَطَلَعْت أَنْتَ الثَّلَاثَ الْمَرَّاتِ ، فَأَرَدْتُ أَنْ آوِيَ إلَيْك فَأَنْظُرَ مَا عَمَلُك فَأَقْتَدِيَ بِك ، فَلَمْ أَرَك عَمِلْتَ كَبِيرَ عَمَلٍ ، فَمَا الَّذِي بَلَغَ بِك مَا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ؟ قَالَ : مَا هُوَ إلَّا مَا رَأَيْت ، فَلَمَّا وَلَّيْتُ دَعَانِي وَقَالَ : مَا هُوَ إلَّا مَا رَأَيْت غَيْرَ أَنِّي لَا أَجِدُ لِأَحَدٍ مِنْ الْمُسْلِمِينَ فِي نَفْسِي غِشًّا وَلَا أَحْسُدُ أَحَدًا عَلَى خَيْرٍ أَعْطَاهُ اللَّهُ تَعَالَى إيَّاهُ ، فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ
: هِيَ الَّتِي بَلَغَتْ بِك } رَوَاهُ أَحْمَدُ بِإِسْنَادٍ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ .
وَالنَّسَائِيُّ بِسَنَدٍ صَحِيحٍ أَيْضًا .
Artinya :
Diriwayatkan dari Anas bin Malik dia berkata, “Ketika kami duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba beliau bersabda, ‘Sebentar lagi akan datang seorang laki-laki penghuni Syurga.’ Kemudian seorang laki-laki dari Anshar lewat di hadapan mereka sementara bekas air wudhu masih membasahi jenggotnya, sedangkan tangan kirinya menenteng sandal.
Esok harinya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda lagi, ‘Akan lewat di hadapan kalian seorang laki-laki penghuni Syurga.’ Kemudian muncul lelaki kemarin dengan kondisi persis seperti hari sebelumnya.
Besok harinya lagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Akan lewat di hadapan kalian seorang lelaki penghuni Syurga’ Tidak berapa lama kemudian orang itu masuk sebagaimana kondisi sebelumnya; bekas air wudhu masih memenuhi jenggotnya, sedangkan tangan kirinya menenteng sandal .
Setelah itu Rasulullah bangkit dari tempat duduknya. Sementara Abdullah bin Amr bin Ash mengikuti lelaki tersebut, lalu ia berkata kepada lelaki tersebut, ‘Aku sedang punya masalah dengan orang tuaku, aku berjanji tidak akan pulang ke rumah selama tiga hari. Jika engkau mengijinkan, maka aku akan menginap di rumahmu untuk memenuhi sumpahku itu.’
Dia menjawab, ‘Silahkan!’
Anas berkata bahwa Amr bin Ash setelah menginap tiga hari tiga malam di rumah lelaki tersebut tidak pernah mendapatinya sedang qiyamul lail, hanya saja tiap kali terjaga dari tidurnya ia membaca dzikir dan takbir hingga menjelang subuh. Kemudian mengambil air wudhu.
Abdullah juga mengatakan, ‘Saya tidak mendengar ia berbicara, kecuali yang baik.’
Setelah menginap tiga malam, saat hampir saja Abdullah menganggap remeh amalnya, ia berkata, ‘Wahai hamba Allah, sesungguhnya aku tidak sedang bermasalah dengan orang tuaku, hanya saja aku mendengar Rasulullah selama tiga hari berturut-turut di dalam satu majelis beliau bersabda, ‘Akan lewat di hadapan kalian seorang lelaki penghuni Syurga.’ Selesai beliau bersabda, ternyata yang muncul tiga kali berturut-turut adalah engkau.
Terang saja saya ingin menginap di rumahmu ini, untuk mengetahui amalan apa yang engkau lakukan, sehingga aku dapat mengikuti amalanmu. Sejujurnya aku tidak melihatmu mengerjakan amalan yang berpahala besar. Sebenarnya amalan apakah yang engkau kerjakan sehingga Rasulullah berkata demikian?’
Kemudian lelaki Anshar itu menjawab, ‘Sebagaimana yang kamu lihat, aku tidak mengerjakan amalan apa-apa, hanya saja aku tidak pernah mempunyai rasa iri kepada sesama muslim atau hasad terhadap kenikmatan yang diberikan Allah kepadanya.’
Abdullah bin Amr berkata, ‘Rupanya itulah yang menyebabkan kamu mencapai derajat itu, sebuah amalan yang kami tidak mampu melakukannya’.” (HR. Ahmad dan Nasai)
Mengapa kita diminta untuk menghindari sifat iri/hasad?, dalam hadits yang Rasulullah bersabda:
إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ ». أَوْ قَالَ « الْعُشْبَ »
Artinya:
“Hati-hatilah kalian dari hasad, karena
sesungguhnya hasad itu memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu
bakar atau semak belukar (rumput kering)“. (HR. AbuDawud)
I'tibar:
Iri/hasad adalah suatu sifat yang tidak senang akan nikmat yang didapat oleh orang lain dan cenderung
berusaha untuk menyainginya, juga merupakan sikap tidak senang
melihat orang lain bahagia dan berusaha untuk menghilangkan nikmat
tersebut. Sifat ini sangat berbahaya karena tidak ada orang yang suka
dengan orang yang memiliki sifat seperti ini.
Sifat iri/hasad kepada orang lain merupakan sifat yang merugikan orang lain dan diri kita sendiri bahkan seringkali menciptakan hubungan yang tidak baik secara turun temurun.
Dampak terbesar dari sifat iri adalah hilangnya amal kebaikan kita seperti api yang membakar kayu bakar, padahal amal kebaikan adalah salah satu yang akan kita bawa di akhirat kelak.
Kita bisa berupaya untuk menghilangkan rasa iri dengan tidak membandingkan diri dengan orang lain(standar kesuksesan hidup adalah milik kita sendiri), selalu melakukan yang lebih baik terhadap apa yang bisa kita lakukan, sadar bahwa kita semua diciptakan oleh Allah berbeda-beda untuk saling mengetahui dan memahami(kita tidak mungkin sama dengan orang lain dan orang lain tidak mungkin sama dengan kita), dan selalu bersyukur dan bergaul dengan orang-orang yang ahli bersyukur.
Semoga kita semua termasuk golongan orang ahli surga.... Aamiin.
Demikian semoga Allah SWT selalu menambah dan meluaskan ilmu kita dan mohon maaf.
Sifat iri/hasad kepada orang lain merupakan sifat yang merugikan orang lain dan diri kita sendiri bahkan seringkali menciptakan hubungan yang tidak baik secara turun temurun.
Dampak terbesar dari sifat iri adalah hilangnya amal kebaikan kita seperti api yang membakar kayu bakar, padahal amal kebaikan adalah salah satu yang akan kita bawa di akhirat kelak.
Kita bisa berupaya untuk menghilangkan rasa iri dengan tidak membandingkan diri dengan orang lain(standar kesuksesan hidup adalah milik kita sendiri), selalu melakukan yang lebih baik terhadap apa yang bisa kita lakukan, sadar bahwa kita semua diciptakan oleh Allah berbeda-beda untuk saling mengetahui dan memahami(kita tidak mungkin sama dengan orang lain dan orang lain tidak mungkin sama dengan kita), dan selalu bersyukur dan bergaul dengan orang-orang yang ahli bersyukur.
Semoga kita semua termasuk golongan orang ahli surga.... Aamiin.
Demikian semoga Allah SWT selalu menambah dan meluaskan ilmu kita dan mohon maaf.
و
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
شفاعة
Komentar
Posting Komentar