Menuai hasil di dunia, namun tidak di akhirat



السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Ta’ala. Dengan taqwa yang sebenar-benarnya yaitu dengan menjalankan semua perintah Allah dan meninggalkan semua laranganNya agar kita menjadi orang yang paling mulia menurutNya.
Seringkali kita melakukan suatu hal kebaikan dan kita telah berupaya untuk ikhlas, namun pikiran dan hati kita tidak bisa kita dustai. Bahwa ada rasa agar kita dilihat, dipuji, diakui dan hal-hal lain yang tanpa sadar kita harapkan dari manusia, tidak murni sepenuhnya karena Allah.

Hal tersebut dijelaskan oleh Allah dalam Surat Huud ayat 15-16:

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ
Artinya:
15. “Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan”.

 أُولَٰئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ ۖ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Artinya:
16. “Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan”.

Ayat tersebut diatas cukup jelas bahwa kebaikan yang kita harapkan diberikan balasan di dunia, maka Allah akan memberikan balasan yang sempurna dan tidak akan merugikan kita, dan di akhirat kelak Allah akan mengungkap kedustaan kita atas kebaikan-kebaikan kita sehingga tidak memproleh apa-apa atas kebaikan yang telah kita usahakan melainkan neraka.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah menyampaikan:
Dari Syufaiy bin Mati’ al-Ashbahiy ra bahwa dia memasuki kota Madinah, tiba-tiba melihat seseorang telah dikerumuni orang banyak. Kemudian ia bertanya, “Siapakah dia?” Orang-orang yang ditanya itu menjawab: “Abu Hurairah.” Lalu Syufaiy mendekatinya dan duduk di hadapannya, sedangkan dia (Abu Hurairah) masih berbicara kepada orang banyak. Ketika orang-orang bubar dan sudah sepi, Syufaiy berkata, “Demi Allah, saya akan menuntut ilmu darimu. Ceritakanlah hadits kepadaku, yang telah engkau dengar dari Rasulullah saw. dan apa yang engkau ketahui.”

Abu Hurairah menjawab "Baik, duduklah. Akan aku beritahukan kepadamu sebuah hadits yang Rasulullah SAW beritakan kepadaku yang mana pada saat itu hanya ada aku dan Rasulullah saw, tidak ada yang lain”

Abu Hurairah menarik nafas panjang seketika lalu pingsan.
Setelah beberapa lama Abu Hurairah siuman. Ia usap mukanya dan kembali berkata "Sungguh, aku kuberitahukan kepadamu satu hadits yang di beritahukan Rasulullah saw kepadaku"

Abu Hurairah kembali menarik nafas, ia diam cukup lama dan kembali pingsan. Setelah sadar ia mengusap mukanya dan kembali berkata “Sungguh, aku akan memberitahukan kepadamu suatu hadits yang diberitahukan Rasulullah saw kepadaku“.

Abu Hurairah kembali pingsan. Setelah sadar ia pun mengusap mukanya dan mulai berkata : "Rasulullah saw menceritakan kepadaku dimana beliau bersabda sesungguhnya pada hari kiamat nanti Allah Yang Maha Pemberi Berkah lagi Maha Tinggi akan mengadili seluruh makhluk-Nya dan setiap makhluk akan bertekuk lutut (di hadapan-Nya). Orang yang pertama kali akan di panggil adalah seseorang yang membaca dan memahami Al-Qur’an, lalu seseorang yang berperang di jalan Allah, selanjutnya adalah seseorang yang mempunyai banyak harta.

Allah swt berkata kepada orang yang pandai membaca dan memahami Al-Qur’an, “Bukankah Aku telah mengajarkan kepadamu apa yang Aku turunkan kepada utusan-Ku?” Iya menjawab “benar wahai Rabbi” Allah bertanya lagi, “Kemudian apa yang kamu kerjakan terhadap apa yang kamu ketahui?” Iya menjawab “Saya mengerjakannya sepanjang siang dan malam”
Lalu Allah Taala membantah , “Kamu bohong” Dan Para Malaikat pun semua turut menjawab, “Kamu bohong !, sesungguhnya kamu hanya ingin dipuji sebagai orang yang pandai membaca Al-Qur’an."

Lalu Allah bertanya kepada orang yang mempunyai banyak harta, dan orang yang mempunyai banyak harta menjawab “Saya telah menyambung hubungan persaudaraan dan bersedekah dengannya” lalu Allah berfirman “Kamu bohong !” Dan Malaikat pun turut berseru “Kamu bohong!, kamu hanya ingin dipuji sebagai orang yang dermawan, pemurah, baik hati, tidak pelit.”.

Selanjutnya orang yang berperang di jalan Allah didatangkan, dan Allah Ta’ala bertanya kepadanya, “Karena apa kamu berperang?” Ia menjawab “Saya berperang di jalan-Mu ya Allah sehingga saya terbunuh” Allah Ta’ala berfirman “Kamu bohong!” Malaikat pun berseru “Kamu bohong!, kamu hanya ingin di puji sebagai orang yang pemberani”

Setelah itu Rasulullah saw memukul lututku dengan tangan beliau, lalu beliau bersabda “Wahai Abu Hurairah, tiga kelompok itulah yang merupakan makhluk Allah yang pertama yang nanti pada hari kiamat akan di nyalakan api (neraka)”
Abu Hurairah ra melanjutkan : "Ketika berita ini sampai kepada Mu’awiyyah,  dia menangis sejadi-jadinya dan berkata Allah dan Rasul-Nya benar, lantas ia membaca (Al Qur’an surat Huud ayat 15-16)”. (Shahih Tirmidzi)

I’tibar:
>    Dari kutipan ayat dan hadits diatas dapat kita ambil pelajaran, bahwa apapun kebaikan yang kita lakukan mari kita murnikan niat hanya kepadaNya. Janganlah kita merasa lebih baik, lebih mampu, lebih kaya, lebih gagah, lebih kuasa, lebih berilmu/alim, lebih hebat, lebih sempurna, lebih mulia, lebih banyak pahala dan kebaikannya dan lebih-lebih lainnya dari orang lain agar kita tetap terjaga dalam keadaan rendah hati dan tawadhu’ serta keihlasan, sehingga kita selalu membuka pikiran dan hati untuk menerima ilmu dari orang lain.
> Yang bisa kita lakukan adalah selalu melakukan muhasabah/instrospeksi diri bahwa kesalahan orang lain bisa jadi benar dan kebenaran kita bisa jadi salah dan kebenaran hakiki hanyalah milik Allah, sehingga kita selalu berusaha melakukan perubahan dengan membangun diri lebih baik dari sebelumnya.


Demikian semoga bermanfaat bagi kami dan kita semua. Aamiin.

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

                                                                                                                                                                                                      شفاعة

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aliran Hulul dalam Tasawuf

AWAS "MUNAFIK" !

SPIRIT MEMBERSIHKAN HATI DARI HASAD