Spirit Anti Kebangkrutan/MUFLIS



 السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Saudara-saudaraku yang seiman, marilah kita selalu meningkatkan ketaqwaan kepada Allah swt dengan ketaqwaan yang sebenar-benarnya yaitu menjalankan semua yang diperintahkanNya dan meninggalkan semua yang dilarangNya.
Dengan peningkatan ketaqwaan kita, mudah-mudahan kita tidak termasuk orang-orang yang muflis. Siapakah orang-orang yang muflis/bangkrut/pailit???
Tidak hanya ketika berdagang atau berbisnis kita mengenal istilah bangkrut/pailit, tetapi di akhirat nanti kita juga akan dihadapkan pada situasi bangkrut/pailit. Sehingga dalam kesempatan ini kami mengambil tema "Spirit Anti Kebanagkrutan".

Seperti hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:

قاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَدْرُوْنَ مَاالْمُفْلِسُ؟ قَالُوا اَلْمُفْلِسُ فِيْنَا مَنْ لاَدِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِى يَأْْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِى قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ هِ فَإِنْ فُنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَ مَا عَلَيْهِ أُخِذَا مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِى النَّارِ

Rasulullah bersabda: “Tahukah kamu, siapakah yang dinamakan muflis (orang yang bangkrut)?”. Sahabat menjawab: “Orang yang bangkrut menurut kami ialah orang yang tidak punya dirham (uang) dan tidak pula punya harta benda”. Sabda Nabi: “Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku datang dihari kiamat dia membawa pahala salat, puasa dan zakat. Dan dia juga datang dengan, 1.Pernah mencaci orang lain, 2.Salah menuduh orang lain, 3.Memakan (dengan tidak menurut jalan yang halal) akan harta orang lain, 4.Menumpahkan darah orang lain dan 5.Memukul orang lain. Maka kepada orang tempat dia bersalah itu diberikan amal baiknya, dan apabila amal baiknya telah habis sebelum hutangnya lunas, maka diambil kesalahan orang lain itu lalu dilemparkan kepadanya, sesudah itu dia dilemparkan ke neraka”.(HR.Muslim).

Hadits diatas cukup jelas, bahwa apabila kita melakukan satu dari lima hal tersebut maka diambillah kebaikan kita dan diberikan kepada orang-orang tersebut, dan apabila telah habis kebaikan kita karena diberikan kepada orang-orang tersebut maka dosa orang-orang tersebut diberikan kepada kita.

Dalam Al-qur’an, Surat Al-Hujuraat, ayat 12 disampaikan:

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ
 Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”.

>    Ketika kita berdiskusi, bercengkrama dengan teman atau saudara, berkomunikasi dengan media sosial dan banyak media-media komunikasi yang lain, tanpa sadar kita telah menggunjing, mencaci, menuduh ataupun menyalahkan orang lain, dan justru kita bangga dan merasa benar terhadap apa yang telah kita lakukan.

>    Tidak akan ada habisnya apabila kita membahas kekurangan dan kejelekan orang lain, karena manusia adalah tempat salah dan lupa. Masing-masing kita pasti mempunyai kesalahan, sehingga tidak perlu kita menunjukkan kebenaran kita dengan menunjukkan kesalahan orang lain, bisa jadi orang yang tidak ingin mengungkap kesalahan kita karena dia tidak ingin menjadi orang yang muflis. Biarlah kebaikan kita menguap begitu saja solah-olah kita tidak pernah melakukannya dan kita bermuhasabah/introspeksi diri atas kekurangan kita untuk segera dilakukan perbaikan.
      Seperti Sabda Rasulullah SAW:

 
كُلُّ بَنِى آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
  “Setiap bani adam berbuat dosa dan sebaik-baik orang yang berbuat dosa adalah yang bertaubat.” (HR. Ibnu Majah).
 
>     Lebih baik kita menghormati orang lain, bahwa manusia pada hakikatnya ingin berbuat kebaikan. Dan masing-masing kita berusaha menahan diri terhadap hal-hal penyebab muflis tersebut dengan selalu berintrospeksi melihat jauh kedalam diri sendiri untuk melihat kekurangan diri serta segera bertaubat dan melakukan PERUBAHAN untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Karena tidak ada yang abadi di dunia ini, justru perubahanlah yang abadi.

>    Kalau diantara kita ada yang tergores dengan penyampaian ini, kami sampaikan mohon maaf  yang sebesar-besarnya, tidak ada maksud lain selain kami ingin mengajak bersama-sama untuk membuka mata, membuka pikiran, membuka hati untuk selalu meningkatkan kualitas diri dan melakukan perubahan dengan selalu banyak belajar, karena belajar bisa dari manapun, bisa dari apapun, bisa dari siapapun, bisa dari hal yang kita sukai maupun tidak kita sukai. Apabila kita termasuk golongan orang yang menjadi korban orang-orang yang muflis, sebaiknya kita bersabar karena sesungguhnya kita telah mendapatkan transfer kebaikan dari orang muflis tersebut karena kita tidak bisa menuntut orang lain untuk berbuat baik kepada kita, namun kita bisa menuntut diri kita sendiri untuk berbuat baik kepada orang lain. Dan barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin maka dia termasuk orang-orang yang beruntung.

      مَنْ كَانَ يَوْمُهُ خَيْرًا مِّنْ أَمْسِهِ فَهُوَ رَابِحٌ وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ مِثْلَ أَمْسِهِ فَهُوَ مَغْبُوْنٌ وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ شَرًّا مِّنْ أَمْسِهِ فَهُوَ 

"Barang siapa hari ini LEBIH BAIK dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang BERUNTUNG, Barang siapa yang hari ini SAMA DENGAN hari kemarin dialah tergolong orang yang MERUGI. Dan Barang siapa yang hari ini LEBIH BURUK dari hari kemarin dialah tergolong orang yang CELAKA".
 (HR Hakim)

Mudah-mudahan kita tidak termasuk golongan orang-orang muflis dan orang-orang yang suka memakan daging saudara kita yang telah mati, karena hal itu sangat besar keburukannya dan merugikan kita di hari kelak nanti…aamiin.

Terakhir marilah kita berdo’a:

  الَلهُمَّ اجْعَلْ فيِ قَلْبِي نُوْرًا وَفي سَمْعِي نُوْرًا وَفِي بَصَرِي نُوْرًا  وَاجْعَلْنِي نُوْرًا

Artinya: 
"Ya Allah jadikanlah cahaya pada hatiku(agar aku selalu terjaga untuk menjadi orang yang ridlo dan ikhlas), dan jadikanlah cahaya pada pendengaranku(agar aku labih banyak mendengar daripada berbicara sehingga aku menjadi orang yang lebih sabar dan rendah hati), dan jadikanlah cahaya pada pengelihatanku(agar aku bisa melihat tanda-tanda kebesaranMu sehingga aku selalu meningkatkan ketaqwaan kepadaMu), serta jadikanlah cahaya pada jiwaku(agar aku bisa memberi kebermanfaatan kepada yang lain)".... aamiin.

Demikian semoga bermanfaat bagi kita semua.

  وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

 شفاعة

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aliran Hulul dalam Tasawuf

AWAS "MUNAFIK" !

SPIRIT MEMBERSIHKAN HATI DARI HASAD